Monday, November 10, 2008

PETASAN MAULID
            Sejarah mencatat: petasan dan kembang api bermula di Cina pada abad ke-11, dan selanjutnya menyebar ke jazirah Arabia pada abad ke-13, kemudian ke negara-negara Eropa. Orang Cina menemukan bubuk mesiu yang merupakan campuran dari potasium nitrat, sulfur, hingga charcoal, yang jika digabungkan dengan oksigen, akan menimbulkan ledakan dan cahaya yang menyembur. Meskipun dalam perkembangannya, bubuk mesiu lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer, namun pada abad ke-17, bubuk mesiu ini mulai digunakan untuk kepentingan entertainment yang mengiringi sebuah pementasan.
           Maulid adalah kata umum yang biasa diucapkan oleh muslimin Indonesia khususnya untuk memperingati Maulid an-Nabi Muhammad SAW.  Yang dalam 'upacara' peringatan tersebut salah satu kegiatannya adalah dibacakan kisah-kisah beliau SAW, dan para sahabatnya.  Pada saat mahal al-qiyam (berdiri) terkadang ada sebagian penyelenggara atau peserta yang hadir membunyikan petasan.
          Lalu apa sesungguhnya kaita maulid dengan petasan tersebut?

Maulid, menurut Imam As Suyuthi dalam Husnul Maqshud fi Amal Al Maulid
menegaskan:
“Orang yang pertama kali mengadakan peringatan hari Maulid Nabi adalah penduduk Irbal, Raja Agung Abu Sa’id Kau Kaburi bin Zainuddin Ali bin Bakitkin, seorang raja negeri Amjad.
Dan ini diikuti oleh Syaikh Muhammad bin Abu Ibrahim Alu Syaikh:
“Bid’ah peringatan Maulid Nabi ini, pertama kali diadakan oleh Abu Sa’id Kau Kaburi pada abad ke-6 H”
Syaikh Hamud Tuwaijiri:
“Upacara peringatan maulid adalah bid’ah dalam Islam yang diadakan oleh sulthan Irbal pada akhir abd ke-6H atau pada awal abad ke-7H.”
Al Ubaidiyyun memasuki Mesir 362H dan raja terakhirnya Al Adhid meninggal 567H, sedangkan penguasa Irbal dilahirkan 549H dan meninggal 630H, ini menjadi bukti bahwa kelompok Ubadiyyun lebih dahulu daripada penguasa Irbal -Al Malik Al Mudzaffar- dalam mengadakan upacara peringatan maulid nabi.
Terlepas dari bid'ah atau tidak nya mulid, bagi saya yang penting adalah bagaimana maulid tersebut dilaksanakan. Jika dilaksanakan dengan membaca al-Quran dan shalawat kepada nabi, maka hal itu adalah perbuatan yang sangat baik. kapan pun dan pada acara apapun membaca alQuran adalah perbuatan baik..insya Allah, pasti, Allah akan memberikan pahala kepada pembacanyaa. Jika perayaan maulid bid'ah, dan bid'ah itu sesat, dan sesat itu di neraka, Apa iya, Allah akan memasukan orang-orang yang membaca ayat qur'an dan shalawat nabi ke dalam neraka??? Mari kita pahami 'bid'ah' lebih luas.

1 comment:

  1. assalamu alaikum
    ana setuju bang, kalau semua yang baru kita sebut bid'ah Dlolalah maka akan semakin sulit kita da'wah.btw kenalin ana alumni Daarul Rahman juga angkatan ke 11.visit me at http.dr11.wordpress.com
    semoga hubungan ukhuwwah kita sampai ke surga amin
    wassalamu alaikum

    ReplyDelete

Silahkan kritik atau saran